Kazakhstan Raksasa Asia Tengah |
Pesona
Asia Tengah memikat orang untuk menjelajah jauh masuk kedetil-detilnya.
Bukan hanya pada keindahan alamnya, namun juga liku-liku perjalanan
islam disana dan kekayaan nilai sosial-kultural masyarakat muslimnya.
Setiap negara yang terlingkup dalam wilayah itu, memiliki keterikatan
sejarah yang erat dengan islam. Tak terkecuali Kazakhstan.
Etnis Kazakh, yang merupakan etnis mayoritas diKazakhstan, secara historis merupakan penganut islam sunni dan mayoritas bermahzhab Hanafi. Secara generetik, mereka adalah pencampuran antara suku bangsa Turki dan Mongol. Kebanyakan mereka tinggal di wilayah selatan, dan membuat kawasan itu disebut wilayah muslim. Berbagai suku lain ikut menjadi unsur masyarakat Kazakhstan, antara lain Rusia, Ukraina, Uzbek, Jerman, Tartar, dan Uygutr. Bahasa nasional mereka adalah kazakh, disamping bahasa Rusia yang dipergunakan untuk bisnis dan bahasa antar etnis. Awalnya sebanyak 44 % dari jumlah penduduk pemeluk agama Rusia Ortodox hampir seimbang dengan pemeluk islam yang berjumlah 47%. Namun pada rentang antara 1989 dan 1999 , sejumlah 1,5 juta penduduk dari etnis rusia dan 500.000 etis jerman meniggalkan kazakhstan menyusul runtuhnya dominasi komunis Uni Soviet. Migrasi ini terus berlangsung hingga dekade 2000-an. Kini, sekitar 70% dari total penduduk yang berjumlah sekitar 16 juta jiwa adalah muslim.
Kondisi Alam
Menghampar seluas 2.717.000 km2, Kazakhstan merupakan pecahan Uni Soviet terluas kedua setelah Rusia. Sekaligus, dengan ukuran itu, menjadikannya nergri terluas ke-sembilan didunia. Dibagian timur kazakhstan, Cina membatasi wilayah negara ini sepanjang 1.533 km. Sementara Rusia, membatasi seluruh wilayah utara dan bagian barat-laut Kazakhstan sepanjang 6.846 km. Di Sebelah barat daya, laut kaspia membatasi Kazakhstan denga garis pantai sepanjang 11.894 km. Disisi selatan, berurutan dari barat ketimur, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgizstan berbagai perbatasan dengan rentang masing-masing 379 km, 2.203 km, dan 1.051 km.
Kondisi Alam Kazakhstan bervariasi sesuai tiap bagian wilayahnya. Wilayah timur dan timur-laut, sekitar 12 % nya, adalah kawasan pegunungan Altay dan Tian Shan dengan ketinggian mencapai 6.000 mdpl. Lebih dari 3/4 luas wolayah Kazakhstan merupakan gurun pasir atau semi-gurun, dengan ketinggian rata-rata dibawah 500 mdpl. Wilayah Kazakhstan beriklim kontinental. Ditandai dengan dingin yang amat menusuk dimusim dingin (winter) dan panas menyengat dimusim panas (summer), negara ini juga memiliki banyak sungai yang mengalir panjang. Bahkan tujuh diantaranya, panjangnya mencapai 1.000 km atau lebih. Seperti sungai Chu, Emba, lli, Irtysh, Ishim, Syr Darya, dan Ural.
Jejak Islamisasi
Sejarah Kazakhstan tak lepas dari campur tangan bangsa lain. Silih berganti, negara-negara luar menguasai wilayah ini. Terjadi tarik ulur pengaruh dalam aspek sosial, kultural, agama, dan ekonomi dari dunia luar dengan unur-unsur yang sama, yang terdapat pada masyarakat lokal. Sejak abad 6 M, bangsa turki telah menguasai wilayah kazakhstan. Pada abad 8 M, kehidupan bangsa Kazakhstan memulai babak baru dalam sejarahny. Diabad itu, Islam mulai didakwahkan dikawasan tersebut bersamaan dengan kehadiran bangsa Arab. Selanjutnya, proses menyatukan bangsa Kazakhstan dengan islam pun berangsur melaju.
Menurut Talgat Ismagambetov, penulis artikel "Is Islamic Fundamentalism a Threat in Kazakhstan?", islamisasi di Kazakhstan terjadi dalam tiga gelombang besar, pertama terjadi dalam 3 gelombang besar, pertama terjadi pada abad ke 10, kedua abad ke 19 dan terakhir pada dekade 1990-an.
Periode I
Islam masuk pertama kali ke Kazakhstan pada abad 8 M. Hal ini ditandai dengan keberadaan muslim arab yang menguasai wilayah Transxania (Mavarannahr), suatu area dibagian selatan Kazakhstan, terletak antara sungai Syr Darya dan Amu Darya. Pada tahap pertama, setelah kedatangan imigran Arab diabad 8 M yang membawa misi dakwah Islam memperkenalkan ajaran Muhammad tersebut, proses Islamisasi secara massif lebih gencar diserukan pada akhir abad 9 M, mendekati abad 10 M. Dimasa-masa itu, agama Zoroaster, Kristen, Budha, dan Pagan masih banyak dianut penduduk Kazakhstan.
Islam terus berkembang diabad-abad itu, termasuk ketika dinasti Abbasiyah memegang kendali kekhalifahan di Baghdad. Pengaruh ini, berangsur-angsur mulai surut di waktu invasi bangsa Mongol menyentuh wilayah Kazakhstan. Kekuatannya ditahun 1220 M. Dengan pesatnya penaklukan-penaklukan yang mereka lancarkan, maka laju dakwah islam pun mulai terhamabat. Apalagi selalu terjadi kekejaman yang diperlihatkan oleh tentara Mongol ketika itu.
Dakwah islam terus mengalami kemerosotan ketika pusat pemerintahan Islam di Baghdad ikut diserbu pasukan Jengis Khan. Namun lambat laun, kekuatan peradaban yang tidak dibangun dengan dasar akidah dan ilmu yang mapan.
Keberadaan bangsa Mongol di Kazakhstan, telah mewarnai kehidupan rakyatnya. Perpaduan budaya antara Turki, Mongol, dan Arab Islam terlihat mengental di wilayah ini. Sampai 5 abad Mongol bertahan, namun banyak di antara mereka yang telah memeluk Islam, selama persinggungan mereka dengan kaum muslimin. Hingga pada abad 17 M, para pedagang dan tentara rusia menjejakkan kaki di bumi Kazakhstan.
Periode II
Dengan meluntur dan meleburnya Mongol kepada Islam, dan kedatangan Rusia itu, gelombang kedua islamisasi diawali. Islam kembali gencar didakwahkan seiring menguatnya kondisi politik pusat peradaban Islam. Ketika itu, kedudukan Rusia lebih mendominasi daripada kontrol dari kekhalifahan Islam. Pada awal dominasi Rusia di Kazakhstan itu, Islam leluasa untuk berkembang, dan bangsa Rusia mengundang banyak ulama untuk berdakwah ditengah bangsa Kazakh yang dalam pandangan mereka masih dianggap tidak tahu akhlak dan etika.
Suburnya dakwah islam yang berlangsung pada abad 18 dan 19 M, yang merupakan masa-masa penting bagi gelombang kedua proses islamisasi, kemudian membuat Rusia gusar. Mereka khawatir jika islam mulai menyentuh ranah perpolitikan. Maka, perlahan-lahan terjadi pergeseran kerbijakan sejalan dengan makin kuat dan luasnya pengaruh imperium Rusia. Maka, dimulailah era penekanan terhadap kebebbasan beragama diwilayah-wilayah yang diduduki. Syiar agama praktis terhambat. Aktivitas keagamaan benar-benar dibatasi, institusi islam banyak yang ditutup.
Belum cukup sampai disitu, pelemahan terhadap agama juga dilakukan dengan pengiriman orang-orang islam yang terpelajar ke dinas militer Rusia. Mereka yang coba membangkitkan semangat keislaman, harus menghadapi konsekuensi berat berupa penangkapan dan pengasingan.
0 komentar:
Posting Komentar