Stadion R. Maladi merupakan Fondasi Pertama Sepak Bola Indonesia
Ketika awal berdirinya, PSSI hanyalah organisasi yang disepelekan oleh HNVB (Hwa Nan Voetbal Bond) dan NIVB (Netherland Indonesia Voetbal Bond).
Apalagi kedua organisasi sepakbola China dan Belanda tersebut
mempunyai kompetisi yang rutin ditambah seringnya mengundang timnas
asing dalam setiap turnamen semakin menenggelamkan organisasi sepakbola
bumiputra (PSSI).
Organisasi bumiputra sendiri terpuruk,
selain ketidakpedulian yang diperlihatkan oleh bangsa penjajah juga
disebabkan banyaknya pemain sepakbola saat itu yang lebih memilih
berkalir di bond-bond kota (anggota organisasi sepakbola Belanda) dan mereka tidak sudi bermain di bond
bumiputra yang hanya bermain di sawah sebagai lapangan bolanya.
Ditambah PSSI belum memilik tenaga ahli dalam mengkoordinasi sebuah
kompetisi.
Bahkan pada tahun 1932 PSSI hampir
bubar, sebelum akhirnya dr.Soetomo berhasil membujuk anggotanya untuk
terus bertahan. Akhirnya di tengah cemooh, ejekan dan penghinaan
terhadap organisasi PSSI ini pihak Keraton surakarta yaitu Sri Susuhunan
berinisiatif untuk membangunᅡᅠ sebuah stadion pada tahun 1932. Stadion
ini merupakan stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia.
Sedangkan stadion-stadion saat itu dibangun oleh bangsa penjajah dimana
pribumi dilarang menginjakkan kaki di stadion mereka.
Sedangkan khususᅡᅠ di Soerakarta saat
itu, atlet sepakbola bumiputra hanya boleh main di lapangan Alun-alun
Kidul, tanpa alas kaki. Melihat perlakuan yang tidak adil tersebut
membuat R.M.T Wongsanegoro mengusulkan kepada Raja Surakarta untuk
membangun Stadion yang dikhususkan menampung atlit bumiputra. Kemudian
Raja yang berkuasa sejak tahun bedirinya klub Rood-Wit itu
langsung setuju, orang nomor satu yang terkenal sangat menaruh perhatian
terhadap sepakbola ini memberikan lokasi di Kebun Suwung (Kelurahan
Sriwedari).
Perencana stadion dipercayakan kepada
Mr. Zeylman dengan menghabiskan biaya sebesar 30000 gulden, dan pelaksa
pembangunan sendiri dilakukan oleh R. Ng. Tjondrodiprojo beserta 100
pekerjanya selama 8 bulan. Stadion yang berbentuk oval dan dilengkapi
dengan track untuk bermain atletik dan lampu sorot disetiap
sudut ini selesai pada tahun 1933. Suatu mahakarya yang menakjubkan,
melebihi yang dimiliki dan dikuasai oleh Belanda saat itu.
Peresmian stadion Sriwedari dilakukan
oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Bangsa Belanda yang
melihat hasil cucuran keringat bumiputra tersebut iri dan meminta agar
bisa menggunakan stadion megah tersebut. Akhirnya terpaksa Persis Solo
dan anggotanya hanya bisa menggunakan stadion tersebut pagi dan sore dan
malam menjadi hak Voetba Bond Soerakarta (Klub Sepkbolaᅡᅠ Belanda).
PSSI pun bisa bangga karena memilik
stadion megah yang dibangun oleh anak bangsa. Untuk selanjutnya, stadion
tersebut pada tanggal 9-12 September 1948 juga dijadikan sebagai tuan
rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) Pertama. Dan sampai sekarang setiap
tanggal 9 september juga dijadikan sebagai hari olahraga Indonesia. Di
masa pemerintahan orde baru, stadion kebanggan warga Surakarta ini juga
dijadikan sebagai monumen PON Pertama.
Setelah meninggalnya Raden Maladi pada
tanggal 30 April 2001, maka Stadion Sriwedari berganti nama menjadi
Stadion R.Maladi. Hal ini untuk menghormati jasa sang pahlawan yang juga
pernah menjadi Ketua Umum PSSI (1950-1959). Selain itu sosok Raden
Maladi juga tidak bisa dipisahkan dengan kotaᅡᅠ Surakarta karena beliau
lahir di Surakarta pada tanggal 30 Agustus 1912. Walaupun ketika
menjadi penjaga gawang tangguh karirnya banyak dihabiskan di klub PSIM
Mataram, mantan Menteri Penerangan (1959-1962) dan mantan Menpora
(1964-1966) ini sangatlah berjasa juga dalam persepakbolaan Surakarta.
* Sumber: Palupi, Sri Agustina (2004), Politik dan Sepakbola di Jawa.
0 komentar:
Posting Komentar